Porang merupakan salah satu komoditas pertanian yang saat ini mulai banyak dikembangkan di Indonesia. Umbi pohon porang atau dengan nama latin Amorphophallus muelleri ini memiliki segudang manfaat.
Umbi porang kaya akan kandungan konjac glucomannan yaitu serat yang mudah larut dalam air dan biasa digunakan sebagai aditif makanan, emulsifier atau pengental. Sebelum dijadikan sebagai bahan baku pangan dan industri, umbi porang biasanya diolah terlebih dahulu menjadi bentuk tepung.
Tepung porang dapat dijadikan sebagai bahan makanan seperti mie, kue, roti, jelly dan lain sebagainya. Makanan yang mengandung glucomannan yang berasal umbi porang ini diyakini berkhasiat untuk kesehatan tubuh. Diantaranya yaitu membantu menurunkan berat badan, melancarkan sistem pencernaan, mengatasi peradangan, mengontrol kadar kolesterol dan gula darah, hingga mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker.
Sementara itu, porang juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lem yang ramah lingkungan, bahan baku penjernih air, bahan baku pembuatan isolator listrik, hingga pembuatan komponen pesawat terbang serta parasut yang bernilai tinggi.
Tak heran jika umbi porang memiliki nilai jual yang tinggi khususnya di pasar ekspor. Harga porang basah di pasar ekspor yaitu sekitar Rp. 4.500 per kilogramnya, sedangkan porang kering biasa dihargai sekitar Rp. 35.000 per kilogramnya.
Pada tahun 2018, penjualan umbi porang asal Indonesia bahkan bisa mencapai 255 ton atau senilai 11,31 miliar rupiah. Permintaan umbi porang dari Indonesia ini banyak berasal dari negara Tiongkok, Jepang, Taiwan, Vietnam dan Australia.
Karakteristik Pohon Porang
1. Tanah
Kriteria tanah untuk penanaman porang adalah tanah yang gembur, tidak tergenang air, serta memiliki derajat keasaman atau pH tanah sekitar 6-7. Struktur tanah yang baik untuk tumbuh tanaman porang adalah tanah liat berpasir dan bebas dari gulma.
2. Iklim
Pada dasarnya, tanaman porang bisa hidup pada daerah dengan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut. Namun, ketinggian yang paling cocok untuk tanaman porang yaitu diantara 100-700 meter di atas permukaan laut. Selain itu, pastikan juga lahan penanaman porang mendapat asupan cahaya sekitar 60%-70%.
3. Lingkungan
Tanaman porang membutuhkan naungan tanaman lain untuk bisa tumbuh subur. Beberapa tanaman yang dapat dijadikan sebagai naungan tanaman porang yaitu pisang, jahe, pinang, mahoni, jati, dan sonokeling.
Tanaman porang termasuk dalam salah satu tanaman yang memiliki toleransi tinggi pada tempat yang teduh. Tingkat kerapatan yang disarankan yaitu antara 40% hingga 60% agar tanaman porang bisa tumbuh secara optimal. Semakin rapat naungan tanaman porang, maka pertumbuhannya bisa lebih baik.
Ciri-Ciri Pohon Porang
1. Batang Porang
Tanaman porang memiliki tekstur kulit batang yang halus, berbeda dengan batang suweg yang cenderung kasar dan memiliki duri-duri kecil. Batang porang berwarna hijau dengan bercak-cercak putih seperti ular. Tak jarang masyarakat awam menganggap tanaman ini sebagai makanan ular karena tampilan batangnya.
Pada setiap pertemuan batang, terdapat katak atau bubil berbentuk bulat memanjang dan berwarna coklat kehitaman. Batang tanaman porang bisa tumbuh tinggi hingga mencapat 1,5 meter.
Ketika tanaman porang memasuki fase dormansi, batang porang akan layu dan jatuh ke tanah. Kondisi ini umum terjadi pada tanaman porang, dan tidak berarti tanaman porang mati.
2. Daun Porang
Tanaman porang memiliki daun yang besar dan berbentuk menjari. Pada setiap batang terdapat empat daun majemuk dan setiap daun majemuknya terdiri dari 10 helai daun.
Daun porang pada umumnya memiliki warna hijau muda hingga hijau tua. Namun, jika ditaman pada tanah yang subur, daun porang cenderung berwarna hijau kebiru-biruan. Daun porang akan mulai menguning dan mengering saat tanaman porang mengalami fase dormansi atau fase istirahat.
3. Katak Porang
Berbeda dengan jenis tanaman dari keluarga Amorphophallus lainnya, tanaman porang memiliki katak atau bubil yang biasa muncul saat porang telah berusia dua bulan. Katak porang tumbuh pada setiap pertemuan cabang atau pada bagian ketiak daun dan pangkal daun.
Ukuran katak porang yang tumbuh pada ketiak daun cenderung lebih kecil dan berbentuk lonjong, sedangkan katak porang yang tumbuh di bagian pangkal daun berukuran lebih besar dan berbentuk bulat. Setelah dipanen, katak porang dapat dijadikan sebagai bibit untuk penanaman berikutnya.
4. Ciri-Ciri Akar Pohon Porang
Akar tanaman porang adalah akar primer yang tumbuh pada bagian pangkal batangnya. Akar primer tersebut mengalami perkembangan selama kurang lebih 7-14 hari sebelum akhirnya akan muncul tunas daun.
Bagian akar porang ini sangat penting terutama untuk proses penyerapan unsur hara dan mineral dalam tanah yang berguna untuk pertumbuhan porang. Selain itu, akar juga berguna untuk menyokong berdirinya tanaman porang agar tetep kokoh berdiri.
Pada fase dormansi atau fase istirahat, akar porang akan mengering dan tidak mampu melakukan perannya untuk menyerap unsur hara dan mineral dalam tanah.
Tahukah Anda bagaimana cara pemupukan tanaman porang yang tepat? yuk simak informasi lengkapnya di sini.
5. Bunga Porang
Saat mekar, bunga porang berwarna merah muda serta menyerupai bentuk terompet. Bunga ini tumbuh dengan ditopang oleh sebuah batang kecil yang memiliki tinggi sekitar 20 cm hingga 30 cm. Biasanya, bunga porang akan muncul saat musim penghujan.
Batang bunga porang muncul dari umbi porang dan tidak ditumbuhi oleh daun. Kondisi ini biasa disebut dengan kondisi flush. Pada satu umbi porang hanya dapat menumbuhkan satu bunga saja.
Saat mekar, bunga porang mengeluarkan bau busuk seperti bangkai untuk menarik perhatian lalat untuk membantu proses penyerbukannya. Salah satu tanda bahwa penyerbukan bunga porang sudah sempurna, yaitu ditandai dengan layunya mahkota bunga dan membesarnya bagian pangkal bunganya. Di samping itu, Anda juga bisa melihat munculnya bakal buah porang yang menyerupai tongkol jagung.
6. Buah Porang
Tanaman porang memiliki buah yang membentuk seperti tongkol jagung. Pada umumnya, buah porang berwarna hijau saat masih muda lalu berwarna merah saat dewasa dan berubah menjadi kehitaman saat sudah siap dipanen.
7. Biji Porang
Biji porang ini terdapat di dalam tongkol buah porang. Di dalam satu butir porang terdapat dua biji porang, sedangkan pada 1 tongkol buah porang biasanya terdiri dari 100 hingga 300 biji porang.
Biji porang nantinya dapat digunakan sebagai benih tanaman porang. Namun berbeda dengan bibit porang lainnya, biji porang harus melalui proses penyemian terlebih dahulu sebelum dilakukan penanaman di lahan.
8. Ciri-Ciri Umbi Pohon Porang
Umbi porang termasuk ke dalam jenis umbi tunggal karena hanya memiliki satu umbi pada setiap batang porang serta tidak memiliki bintil atau anakan umbi. Selain itu, umbi porang memiliki daging umbi yang berwarna kuning ke jingga dengan serat yang halus serta kaya akan kandungan glucomannan.
Ukuran umbi porang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu umur tanaman porang dan tingkat kesuburan tanah. Semakin tua umur tanaman porang dan semakin subur media tanamnya maka umbi porang yang dihasilkan bisa lebih besar.
Pada umumnya, umbi porang yang bisa dipanen adalah umbi yang memiliki berat lebih dari 2 kg. Sementara itu, umbi porang yang beratnya masih kurang dari 2 kg atau berukuran kecil, bisa dibiarkan untuk dipanen pada tahun berikutnya.
Demikian informasi lengkap mengenai karakteristik dan ciri-ciri pohon porang. Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan Anda mengenai tanaman porang. Baca juga informasi-informasi menarik lainnya hanya di website kami.