Ratna mengeluhkan anaknya Nadia yang berusia 5 tahun, tidak betah berlama-lama kursus atau les apapun. Pernah suatu dikala Nadia diikutkan les balet, tapi baru terjadi 3 kali pertemuan, ia udah tidak mau ulang ikuti kelas. Alasan yang ia berikan adalah bosan. Tak hilang akal, sehingga Nadia tangkas di bidang selain pelajaran sekolah, Ratna tawarkan sehingga Nadia ikuti les vokal.
Awalnya Nadia memang menyanggupi, sebelum akan kelanjutannya hanya bertahan 2 bulan. Dan ternyata meskipun lantas Nadia bersedia didaftarkan ke kelas-kelas les lainnya, ujung-ujungnya ia tidak sanggup bertahan hingga akhir program. Sikap Nadia ini pasti saja jadi topik yang sangat dipikirkan oleh Ratna. Sebagai Mama, ia inginkan yang paling baik untuk jaman depan anak, tapi bagaimana kecuali sikap anak justru tidak sejalan? Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, Psi, memberikan penjelasannya tersebut ini.
Jika sanggup bertahan sekian minggu atau bulan, memang ini masih oke. Tetapi, sebab tempat les membawa ketentuan kudu les sedikitnya sekian bulan, maka orang tua kerap mengeluh. Anda sanggup coba tehnik kalender sehingga anak bertahan lebih lama ikuti suatu les. Jelaskan kepada anak tanggal menjadi les, lantas membuat kesepakatan, sedikitnya dia kudu ikuti les hingga tanggal berapa (sekitar 3 bulan – 1 tahun).
Buatlah kesepakatan secara tertera atau rekam suaranya. Jika sebelum akan tanggal kesepakatan dia menawar untuk tidak turut les lagi, perlihatkan atau perdengarkan kesepakatan itu. Bila dia menolak, jangan penuhi permintaan berikutnya. Yang pasti, pertumbuhan anak kudu dioptimalkan, sehingga Anda tetap kudu menanyakan kesibukan apa saja yang inginkan dia lakukan.
Bisa saja anak berganti-ganti les, untuk sesuaikan dengan bakatnya. Karena bagaimana pun, anak yang memiliki bakat pada suatu kesibukan umumnya bakal lebih cepat menguasi kesibukan yang diajarkan dibandingkan kawan seusianya. Dia termasuk cenderung lebih luwes dan tangkas di dalam kesibukan tersebut. Namun, meski bakat anak udah sanggup dilihat sejak dini, jangan batasi perkembangannya pada kesibukan yang dianggap bakatnya saja, Ma.
Pada umur ini, perkenalkan beragam jenis kegiatan, berikan kesempatan dia berkarya melalui semua bakatnya. Tak kudu membawa anak ke psikolog. Tak kudu meniti tes apa pun untuk mengenali bakat anak pada umur kanak-kanak juga, kok. Sebagai orang tua, Anda yang kudu lebih sensitif mengenali bakat anak melalui pengamatan pada kesibukan sehari-hari. Jadi, biarkan si kecil mengeksplorasi kemampuannya pada beragam kegiatan kursus arab pare.